Jangan Lakukan Hal Ini Di Tempat Wisata

coretanpetualang.wordpress.com


Hidupmu Adalah Hidupku, Lindungi Tanaman Hutan Kita.

Memang, tepat wisata menjadi kawasan publik yang siapa saja boleh berkunjung disana. Baik muda hingga kakek nenek, yang jomblo maupun yang berpasangan. Namun, perlunya memperhatikan perilaku yang tidak baik yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan di tempat wisata.

-Membuang Sampah Sembarangan
Disebut sampah karena memang saatnya untuk ditempatkan di pembuangan. Nah, pada kebanyakan sampah menjadi persoalan yang sangat mengganggu sehingga perlu penanganan khusus. Di tempat wisata, siapa sih yang ndak membawa makanan dan minuman? Hampir semua pengunjung akan membawanya. Memang, makan dan minum paling nikmat dinikmati di tempat wisata bersama keluarga.

Namun perlu diperhatikan juga, bungkus snack, botol minuman dan puntung rokok dan lain sebagaianya ketika selesai makan. Membuang sampah di tempatnya adalah tidakan hebat, jadi ingat selesai mengkonsumsi segera buang bekas makanan di tempat sampah. Disini jauh dari tempat sampah, pak? Masukan kantong plastik dulu, lalu nanti buang di tempat sampah yang telah disediakan.

-Mencorat-coret
Meninggalkan nama organisasi, nama pasangan, geng atau nama sendiri di tempat tertentu memang “dirasa” bangga. Namun jangan dong dilakukan di tempat wisata, termasuk di bebatuan ketika naik gunung. Tindakan mencorat-coret membuat tempat wisata menjadi terlihat kotor dan jorok. Coba banyangkan sudah banyak sampah berserakan ditambah dengan corat-coret yang tidak perlu.

Yang boleh main corat coret hanya di pasir pantai, selebihnya tidak boleh. Melihat tempat yang bersih dari orat-coret akan membuat tempat indah untuk ditempati bukan?

-Tindakan Asusila
Ada juga ulah oknum pengunjung yang nekat berbuat asusila di tempat wisata. Tidak siang tidak malam kejadian banyak dilakukan olah segelintir orang. Umumnya dilakukan di tenpat wisata alam yang kondisinya sepi dan memang sengaja mencari tempat yang jauh dari keramaian. Tempat wisata adalah tempat untuk menikmati keindahan dan kenyamanan, namun bukan dinikmati dengan cara tersebut.

-Mencuri Benda di Kawasan Wisata
Area wisata yang publik memang sangat rawan dari tidak pencurian, termasuk situs purbakala seperti candi. Beberapa candi yang tidak “dirawat” oleh Pemerintah memang menjadi incaran empuk para pencuri artefak. Sudah banyak kejadian pencurian benda-benda purbakala baik yang dilakukan oleh amatir hingga profesional dengan cara mengganti dengan yang palsu.

Tempat wisata khususnya situs purbakala dan bangunan lama sangat indah dan unik ketika berbentuk aslinya tanpa perubahan bentuk.

-Merokok
Lho kenapa merokok dilarang di tempat wisata? Yang dimaksud merokok disini adalah apabila dilakukan pada tempat-tempat tertentu dimana disitu ada aturan dilarang merokok. Termasuk merokok dikeramaian dimana ditempat tersebut terdapat ibu-ibu, balita bayi serta anak-anak yang bermain.

Dengan tidak merokok di dekat mereka, selain untuk contoh juga tidak mengganggu kesehatan bagi mereka yang belum saatnya untuk merokok.

-Merusak Fasilitas Wisata
Fasilitas wisata dibuat untuk membantu pengunjung yang datang sehingga tidak tekendala. Seperti kamar kamar kecil, lampu penerangan, gazebo, kursi, pagar dan rambu penunjuk arah adalah beberapa fasilitas yang ada di tempat wisata.

Perlunya untuk tidak merusak benda-benda tersebut agar dapat dipergunakan oleh orang yang memakainya.

-Memotret
Memotret adalah hal wajib yang dilakukan oleh orang ketika berwisata, namun ada beberapa tempat yang tidak diperbolekhkan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan tersebut. Seperti di museum, atau benda-benda bernilai seni tinggi. Ambil contoh saja di museum batik keraton Jogjakarta pengunjung dilarang melakukan kegiatan fotografi karena motif batik tersebut hanya boleh dibuat oleh pihak keraton, tidak diperjualbelikan atau dipakai oleh umum.

Untuk tempat tertentu seperti cagar budaya, pengunjung wajib membayar karcis izin memotret seperti di candi Borobudur, Prambanan, Keraton Jogjakarta, Keraton Surakarta, Istana Air Tamansari, Taman Margasatwa Gembiraloka dan lain-lain.

-Berpakaian Terlalu “Minim”
Menunjukan kecantikan dan gagahnya dirisendiri memang tidak ada yang melarang, namun lebih beretika ketika berkunjung di suatu tempat menggunakan busana yang lebih elegan. Toh sebagai budaya ketimuran, memakai pakaian yang tertutup lebih bagus dari pada serba terbuka. Pepatah jawa mengajatan “ajining raga iku gumantung saka busana” (mulianya seseorang bersala dari pakaian yang dia pakai).

-Membuat Kegaduhan
Tertawa, bersenda gurau, melompat dan berteriak bebas adalah kegiatan yang menyenangkan ditempat wisata. Bahkan dianjurkan untuk melakukan hal tersebut. Namun jaga emosi juga, jangan sampai mengganggu pengunjung lain yang sedang menikmati pemandangan misalnya. Aneh bukan ketika tiba tiba Petualang berteriak bebas di  kerumunan orang di pantai atau museum?

-Tidur
Istirahat ditempat wisata? Pasti menyenangkan. Namun kalau tidur di tempat wisata, jadi salah sangka nanti. Selain mengganggu pengunjung lain juga rawan pencurian barang berharga. Jadi kalau merasa mengantuk lebih baik istirahat sebentar, duduk-duduk atau minum kopi. Selama ada batasan tertentu yang elegan, dipersilahkan namun tidak sebaiknya tidur di tempat wisata, lebih nyaman ketika tidur di penginapan.  (Alif Kecil) coretanpetualang.wordpress.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama